INFOnews.id | Surabaya - Tembang Ngudi Laras dan yang mengalunkan tembang atau Langgam Jawa yang semuanya Mbah-mbah menyita perhatian pengunjung yang datang di Jatim Fair 2022 dalam rangka memperingati Hari Jadi Pemprov Jawa Timur ke-77 di Grand City Mall Surabaya.

Penembang di stand Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim yang dinobatkan sebagai stand terbaik itu tak henti jadi obyek foto, para pengunjung. Mereka berpose dengan penembang usia senja, penembang Jawa. Mereka, para penembang adalah, Mbah Tatik warga asal Madiun; kemudian Mbah Soinem asal dari Pacitan dan Mbah Siam dari Magetan.

"Stand ini, selain dinobatkan menjadi stand terbaik yang bernuansa Jawa, juga menarik perhatian karena menampilkan Mbah Mbah, yang mengalunkan Langgam Jawa dengan baik dan jelas," kata Suhardi, yang datang bersama istrinya, Jumat (8/10/2022).

Istri Suhardi, yakni Hartatik menambahkan selain sangat menikmati Langgam Jawa yang merdu, uniknya para pelantun Tembang Jawa tersebut adalah Mbah Mbah.

"Saya kagum, meski mereka sudah sepuh, kemampuan mengalunkan tembang Jawa sangat baik dan cengkok cengkoknya juga pas," tuturnya.

Ditemui di stand tersebut, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Tresna Werdha (PSTW) Magetan, Ucu Rubiasih mengatakan menembang menjadi bagian pembinaan yang diberikan kepada para lansia binaannya.

Ucu Rubiasih menuturkan, sejak tahun 2019, dia dan para stafnya memberikan pelatihan kepada para penghuni UPT PSTW, termasuk belajar nembang Jawa. Mereka berasal dari Panti Lansia Magetan, Pandaan dan Blitar.

"Pelatihan diberikan di sela kegiatan sehari-hari. Selain untuk menghibur, kita bisa melihat kemampuan mereka, dan terus dibimbing. Termasuk sebelum tampil di acara pameran ini, pelatihan kita berikan setiap Minggu selama sebulan," kata Ucu Rubiasih.

Ucu menyebut, di masing-masing UPT ada 20-an warga lansia dan dibawa pembinaan para pendamping, dalam kesehariannya. Dibawah naungan PSTW Dinsos Jatim.

Sementara, nama Ngudi Laras dari kelompok seni Jawa itu, sejarahnya diberikan oleh Bupati Magetan Suprawoto.

"Iya, nama Ngudi Laras itu dulu diberikan oleh Bapak Suprawoto," tambah Yusmanu, Kabid Pengembangan Kesejahteraan Sosial (KS), yang saat itu terlihat aktif memberikan penjelasan kepada pengunjung stand, bersama Sukardi dari Dinsos Provinsi Jatim.

Yusmanu menambahkan, sebelum tampil di stand pameran di Grand City itu, mereka rutin diberikan pelatihan dan pendampingan, selama sebulan. Terlihat sangat menjiwai, diiringi alunan gending, di panggung mini dengan aksesories khas Jawa perempuan lansia itu mendendangkan berbagai tembang. Diantaranya, Caping Gunung, Lumbung Deso, Tombo Ati, Mars Lansia, Mars Jatim dan tembang lainnya.

Saat pembukaan, stand buatan Dinsos Jatim itu pun tak luput dari perhatian Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, saat berkeliling melakukan peninjauan.

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu, selain menyalami juga memberikan pujian dan menyemangati para lansia. Agar terus berbahagia menikmati hari tua mereka.

Di tempat yang sama, Pitono dari UPT Batu juga terlihat berseri bisa mengawal dan mendampingi para lansia binaan yang turut memeriahkan pameran peringatan Hari Jadi Pemprov Jatim, di Grand City itu.

Selain menampilkan para penembang Jawa, di panggung tersebut juga disuguhkan aktifitas pembatik yang juga lansia. Salah satunya pembatik Eyang Tati, yang usianya 90 tahun.

"Kita juga ajak pembatik Adiluhung, yakni Eyang Tati dari Singosari," ucapnya.

Untuk diketahui, Jatim Fair 2022 dengan tema ‘Optimis Jatim Bangkit’ di Grand City Surabaya itu digelar selama 7 hari dari tanggal 7-13 Oktober 2022. Dari catatan yang ada, tahun ini sebanyak 281 stand yang mengikuti acara tersebut, secara offline. Yakni dari OPD Pemprov Jatim, Kabupaten/Kota di Jatim, BUMN/BUMD, Swasta, UMKM dan sejumlah Kabupaten/Kota di luar Jatim.

Selain bisa dikunjungi secara offline, masyarakat juga bisa berbelanja produk yang dipamerkan di Jatim Fair 2022 ini melalui Marketplace Tokopedia.

Gubernur Khofifah menyebut Jatim Fair 2022 menjadi forum bisnis yang mempertemukan antara produsen dan juga pembeli tak hanya dari Jatim, namun juga luar provinsi, luar pulau serta mancanegara dengan berbagai latar belakang. Ajang pameran ini, disebut menjadi bukti komitmen Pemprov Jatim mendorong UMKM Jatim semakin maju.

"Saya optimistis ajang ini mampu menjadi motor penggerak dan percepatan kebangkitan ekonomi masyarakat di Jatim. Apalagi ini digelar offline, usai dua tahun lamanya berkonsep hybrid," terang Khofifah.

Khofifah bahkan mengungkapkan bahwa waktu pelaksanaan Jatim Fair 2022 sebaiknya diperpanjang. Agar transaksi perdagangan yang dicapai bisa lebih besar dan kesempatan pelaku UMKM untuk mendapatkan pasar yang lebih luas lagi, juga semakin besar. (inf/rls/red) - (Foto: IN/ridho)

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru