infonews.id, Lamongan – Plong. Itu yang dirasakan M Zainul Arifin usai menerima Surat Keputusan (SK) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) nomor 0536/SK/DPP/C/II/2022, yang diserahkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Jawa Timur, Mundjidah Wahab, baru-baru ini.

Dalam SK yang diteken Ketum PPP, Suharso Monoarfa itu, mencantumkan nama M Zainul Arifin sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Lamongan, Jawa Timur, masa bakti 2021 – 2026. Selanjutnya, Khafidh Ihyauddin sebagai Sekretaris DPC PPP Lamongan.

“Dengan diterimanya SK DPP ini, saya pribadi dan atas nama partai, berharap para Ketua dan Sekretaris DPC terpilih untuk tetap amanah, serta segera melengkapi kepengurusan partai di tingkat kecamatan dan desa masing-masing,” ungkap Mundjidah, saat menyerahkan SK DPP PPP kepada sejumlah DPC di Jatim, di Kantor DPW PPP Jatim, Jalan Kendangsari 36 Surabaya.

Dalam paparan, Mundjidah mendorong agar seluruh pengurus DPC PPP se Jatim tetap solid menjaga persatuan antar pengurus hingga para kader, baik di tingkat kota/kabupaten hingga simpul paling bawah, tingkat desa atau kampung.

Politisi yang juga Bupati Jombang ini berkeyakinan jika pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang, partai berlambang Ka’bah bakal berjaya kembali, khususnya untuk wilayah Jatim.

“Kami berharap, di setiap dapil (daerah pemilihan) di masing-masing kota/kabupaten di Jatim, bisa mendudukkan kader PPP di anggota dewan secara merata,” imbau Mundjidah, yang direspon dengan kata ‘siap’ para pengikut acara, yang dihadiri para tokoh penting PPP Jatim tersebut.

Bagaimana dengan DPC PPP Lamongan?

“Dengan terbitnya SK dari DPP PPP, maka secara pribadi saya siap untuk melaksanakan amanah yang dipercayakan kepada saya. Untuk membawa PPP di Kabupaten Lamongan, kembali jaya seperti pada era kejayaannya dahulu,” ujar Zainul.

Zainul berkomitmen kalau PPP Lamongan bakal memberi sumbangan kursi signifikan pada 2024 mendatang dan akan meniru Jombang. Karena itu, PPP harus berkolaborasi dengan rakyat agar kembali dicintai pendukung lama, serta menyesuaikan gaya anak muda, gaya milineal agar kembali kepada pilihan terbaik, yaitu rumah besar partai bergambar Ka’bah ini.

“Untuk mengembalikan ruh kejayaan PPP, tentunya tidak gampang. Itu dibutuhkan tim yang solid. Karenanya, saya telah membentuk kepengurusan DPC PPP hingga PAC dan DPAC (pengurus di tingkat kecamatan dan desa, red) Lamongan, dengan melibatkan segala unsur komponen masyarakat, khususnya warga Nahdatul Ulama (NU),” urai dia.

Zainul bilang,“PPP lahir dari ikhtiar para kyai dan satrinya, sehingga sudah saatnya PPP dikembalikan ke Pondok Pesantren (Ponpes). Sebab, disitulah tempat sebenarnya PPP,”.

 

Aktivis yang dipandang sebelah mata

Dalam proses pemilihan Ketua DPC PPP Lamongan, bukanlah perihal mudah. Sosok Zainul di perhelatan pergerakan di daerah berjuluk Kota Soto ini. Terlahir dari kalangan rakyat biasa pada 29 Maret 1983, Zainul merupakan anak ketiga dari empat bersaudara Keluarga Syakur, asli Kecamatan Modo.

Tempaan disiplin dan ajaran agama yang lekat dari orangtua dan lingkungannya, membuat Zainul kecil tumbuh sebagai anak alim, cenderung pendiam. Lingkup pergaulan Zainul, tak lekang dengan kehidupan siswa-siswi sekolah dibawah naungan Departemen Agama. Dia tercatat sebagai siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Manbaul Huda Mojorejo di Kecamata Modo. Lantas, menempuh sekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Babat.

“Saya bersyukur terlahir dari keluarga yang disiplin dan kental dengan ajaran Islam. Saya dari keluarga rakyat biasa yang menjunjung tinggi tepo sliro dan hidup rukun berdampingan sesuai ajaran Islam,” ujar bapak tiga putra ini, Ahmad Azka Fikri, Ahmad Abdullah Kaffah, dan Ahmad Mizan Ghozali.

Selepas dari bangku SLTA, Zainul tak berpangku tangan. Dorongan keras dari orangtuanya agar dia melanjutkan pendidikan di bangku kuliah. Zainul pun pernah mengantongi Kartu Mahasiswa di Universitas Wijaya Putra Surabaya Jurusan Fisip dan Universitas Darul Ulum (Unisda) Lamongan Jurusan Pertanian.

Di Unisda, sosok Zainul boleh jadi disebut ‘macan kampus’. Terbukti sejumlah rekan mahasiswa mempercayakan dia sebagai ketua sejumlah kegiatan. Bahkan, dia merupakan pendiri Mahapal Greenstar Unisda, yakni unit kegiatan mahasiswa (UKM) pecinta alam dan seni di Unisda.

Bertolak dari kehidupan kampus, mengasah Zainul terjun ke berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, dan pendampingan rakyat kecil. Zainul pun ‘pantas’ disebut aktivis lokal Lamongan berbobot nasional.

Betapa tidak. Berbagai jabatan struktural penting diembannya. Didapuk sebagai Seketaris Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) DPK Lamongan, juga pernah memegang Seketaris Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Lamongan.

“Rakyat kecil butuh didampingi. Mereka adalah keluarga yang wajib kita pikirkan. PPP Lamongan akan tetap bersama dan dekat dengan ulama serta rakyat,” ujar suami dari perempuan berparas kalem, Shandra Puspasari itu.

Tak hanya sekedar gembar-gembor membela rakyat kecil untuk meraih hak mereka, di kalangan pengusaha Lamongan, nama Zainul tak kalah moncer. Oleh rekan sejawat, dia dikenal dalam kepengurusan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sertaHimpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) setempat.

“Secara pribadi dan rekan kerja, kami sangat mendukung dan berbangga atas terpilihnya Zainul sebagai Ketua DPC PPP Lamongan,” kata seorang rekan sejawat Zainul di Kadin.

Mahfum, jika para pengusaha, tokoh agama dan masyarakat, rekan sejawat, teman bermain dan rekan aktivis serta yang lainnya di Lamongan, ‘terkejut’ dengan lompatan politik Zainul Arifin. Bangga bercampur haru, atas pencapaian aktivis yang dianggap sebelah mata ini.

Miris dan siak-siak. Inilah yang (mungkin) dirasakan lawan politik dengan ‘kelahiran’ Zainul di kancah politik Lamongan. Mengingat rekam jejak Zainul bisa dibilang minim cacat. Sehingga bukan tak mungkin Zainul bakal menjadi batu sandungan buat mereka.

“Saya hanya mengemban amanah. Amanah yang harus dilakukan secara ikhlas tanpa jumawa. Lawan dan kawan harus dirangkul untuk bekerjasama kepentingan umat serta rakyat,” ujar Zainul.

 

Mundjidah: Kontestasi PPP Lamongan, masyallah luar biasa

Kontestasi pemilihan Ketua DPC PPP Lamongan, tak ubahnya kontestasi pemilihan pimpinan daerah. Dinamis berbalut suhu persaingan tinggi para kandidat dan pendukungnya. Selain Zainul Arifin, dalam perebutan Ketua DPC PPP Lamongan tercatat Naim (kandidat petahana), Mutoyo, dan Samsuri.

“Pemilihan DPC PPP Lamongan sungguh luar biasa. Masya Allah, pemilihan di Lamongan ini. Saya tak jarang mendapat telpon dari seseorang berpengaruh di Lamongan, ngotot meminta saya meloloskan calonnya. Bukan untuk kemenangan Zainul. Saya tak bersikap, saya harus bijak. Saya cuma bilang, iya...iya... Kepada DPP, kami menyodorkan kedua nama kandidat kuat tersebut. Dan pada akhirnya, Zainul lah yang terpilih,” ujar Mundjidah, di sela-sela penyerahan SK DPP PPP.

Bahkan, lanjut dia, ada sejumlah orang yang memang ditugaskan mencari informasi terkait dana yang digunakan Zainul dalam proses pemilihan Ketua DPC PPP. “Dari bank mana Zainul pinjam uang? Apa ada orang yang mendukung dana untuk pemenangan Zainul. Sampai segitu yang mereka lakukan,” tukas Mundjidah.

Disebutkan Mundjidah, dengan berbagai pertimbangan, satu diantaranya yakni merangkul tokoh Nahdlatul Ulama (NU) setempat dan Jatim, serta tingkat nasional, itu yang dilakukan Zainul. Sehingga DPW PPP Jatim yakin kolaborasi NU-PPP kian solid dan bakal mampu memenangkan kontestasi Pilkada Lamongan 2024.

“Karena nanti, pada 2024, dengan kekuatan pengurus dan massa merata di tingkat kecamatan sampai desa, PPP memiliki calon sendiri untuk menjadi Bupati Lamongan, InsyaAllah akan terwujud dengan kepengurusan baru, Ketua Zainul dan Sekretaris Khafidh,” wejang Mundjidah, yang sontak diamini pengikut acara.

Hal yang tak kalah penting, imbuh dia, yakni pencapaian 30 persen wakil partai harus dari sosok perempuan. Karena itu, Mundjidah meminta pengurus DPC juga memperhatikan pemenuhan persyaratan tersebut.

Lantas, bagaimana reaksi Zainul terhadap ‘target’ PPP tersebut?

Dengan diplomatis, Zainul berujar, pihaknya sangat optimis bahwa warga NU khususnya akan mendukung PPP pada perhelatan Pemilu 2024. Karena, selama ini komitmen PPP telah menunjukan jati dirinya sebagai kendaraan politik kaum nadhiyin yang sebenarnya.

“Saya meyakini pada Pemilu 2024 mendatang, suara PPP akan naik secara signifikan. Apalagi, jika seluruh unsur lapisan partai bekerja secara all out dalam mengembalikan kejayaan PPP khususnya di Kabupaten Lamongan,” kata dia.

Dengan kepemimpinannya, Zainul mengaku bertekad untuk memenangkan partai yang dipimpinnya dengan memasang target 10 kursi di parlemen Lamongan.

“Jika saat ini PPP Kabupaten Lamongan hanya memiliki 3 kursi, maka di Pemilu 2024 saya optimis target 10 kursi parlemen akan bisa terpenuhi,” tekadnya.

Ini bukan tanpa alasan, imbuh Zainul, lantaran selama ini dirinya telah melakukan komunikasi masif dengan berbagai komponen utama di NU. Terutama dengan para kyai sepuh, hingga dengan para pemangku atau pengasuh ponpes yang ada di Lamongan.

“Selain itu, jaringan kelompok muda, kaum milenial yang telah saya bangun selama ini. Juga bakal menjadi amunisi berarti bagi kami, untuk bisa bersaing bahkan mengusur perolehan suara PKB maupun Demokrat di Kabupaten Lamongan,” tukas dia optimis.

Target 10 kursi parlemen Lamongan, lanjut dia, merupakan bagian dari visi dan misinya yang tidak hanya mengembalikan kejayaan partai berlambang Kabah itu. Namun, juga sebagai sarana untuk mengembalikan dominasi NU yang selama ini terkesan hanya sebagai tambal sulam.

“Jika target 10 kursi di DPRD Lamongan terpenuhi pada Pemilu 2024, maka kita tentunya bisa merekomen calon Bupati Lamongan ke depan dari kalangan NU. Sehingga, cita-cita yang sudah terbangun selama 25 tahun ini, mampu kita mewujudkan,” ucap dia.

Dengan tongkat pimpinan Zainul ini, dirinya yakin dan siap mendirikan kantor bagi kemajuan dan besarnya PPP di Lamongan yang lebih representatif. Bahkan siap menjadikan Lamongan menjadi lumbung suara PPP seperti halnya di Jombang.

PPP Lamongan akan digarap dari desa dan kecamatan untuk bisa berjalan seiring dengan agenda warga NU, sehingga kehadiran PPP terasa nyata, merata dan konkret. Sehingga keprihatinan Zainul atas nasib PPP yang kursinya terus turun, dan kini menyisakan tiga kursi di DPRD Lamongan, bisa segera terjawab.

“PPP sebagai partainya umat Islam, saatnya menjadi partai besar dan maju serta wajib bersinergi dengan NU. Sudah sangat lama PPP tidak mendekati secara kultural dan struktural untuk maju bersama NU, sehingga nasib PPP terus mengecil, “ ujar pria yang mulai merambah ke bisnis properti ini.

Zainul menyatakan, meski PPP kali ini juga sukses bersama Golkar dan PAN dalam mengusung Bupati terpilih, namun PPP juga harus introspeksi dan menjalankan konsolidasi, bahwa Partai ini juga harus dibesarkan secara organisasi dan mandiri. Jangan sampai PPP sekedar menjadi ‘kendaraan’ orang lain.

PPP harus hadir secara nyata dilapisan terbawah agar kembali bisa merebut kemenangan nyata pada 2024. Bersama kaum muda milineal yang smart, energik, strategis dan taktis dalam aksi, Zainul optimis bisa mewujudkan harapan dan target DPW Jatim dan DPP PPP.

“Siapa yang akan membesarkan PPP ? Adalah setiap pengurus di tingkat desa dan kecamatan yang diopeni dan disiapkan dari sekarang, untuk berjuang dan bersinergi bersama rakyat dan warga NU khususnya untuk memberikan solusi secara keummatan dan kepartaian,” tekad Zainul dalam sebuah kesempatan berjumpa tokoh NU di Malang, beberapa waktu lalu.

Dan kini, tongkat pimpinan DPC PPP Lamongan ada di tangan Zainul. Dengan harapan, selama menjadi pemimpin tetap tak jumawa, sehingga mampu menghantarkan PPP menjadi partai pemenang di Lamongan. (edd)

Editor : Redaksi

Berita Terbaru